Penulis : Annisa Mutiara Asharini
Pekerjaan, pendidikan, dan jarak yang mesti terpisah untuk sementara waktu adalah segelintir
alasan pasangan suami istri baru
menunda punya anak.
Menunda memiliki momongan memang hak masing-masing pasangan. Namun, dokter spesialis obstetri dan ginekologi menyarankan agar jangan terlalu lama. Sebab,
semakin lama pasangan menunda kehadiran anak, semakin besar pula risiko mengalami ketidaksuburan.
"Idealnya, wanita
menghasilkan sel telur sebanyak 700 ribu seumur hidupnya. Jumlah ini tidak akan bertambah, melainkan
berkurang hingga wanita mencapai masa menopause," kata Beeleoni, dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
Dalam satu bulan, sebanyak seribu sel akan terbuang sia-sia jika tidak dibuahi sperma. Sementara, wanita mengalami menopause di sekitar usia 50 tahun. Berbeda dengan sel telur, sperma dapat beregenerasi setiap tiga bulan sekali.
Kesempatan terbesar wanita untuk hamil ada pada 6 bulan pertama pernikahan, yakni sebesar 30 persen.
"Bagi wanita,
time is ticking.
Wanita usia 35 tahun ke atas harus lebih waspada. Menurunnya jumlah sel telur juga semakin dipercepat dengan
rokok, alkohol dan kurangnya nutrisi," ujarnya.
Hingga saat ini,
belum ada solusi untuk menambah jumlah sel telur. Satu-satunya cara menunda kehamilan paling aman adalah dengan
preservasi atau pembekuan sel telur.
Sel telur akan disimpan dan dibekukan di dalam ruangan bersuhu rendah.
Wanita yang belum ingin hamil dapat membekukan sel telurnya terlebih dahulu untuk digunakan di kemudian hari. Jika pada suatu saat nanti wanita mengalami masalah reproduksi, ia tidak perlu khawatir karena telah memiliki cadangan sel telur yang masih sehat.
Harga program preservasi sel telur dibanderol seharga Rp5 juta untuk biaya awal. Kemudian, ada biaya tambahan sebesar Rp 2 juta per 3 bulan.
Sumber Artikel :
https://www.liputan6.com/health/